Pages

Banner 468 x 60px

 

Selasa, 14 Februari 2012

Budaya Valentine dan Antisipasi Remaja

0 komentar

Hari ini tepat tanggal 14 Februari, hari dimana seluruh orang di dunia merayakan hari yang biasanya di sebut hari Valentine atau Valentine Day,khususnya pada kalangan remaja. Bicara soal Valentine tidak lengkap rasanya bila tidak membahas tentang sejarah dari Valentine itu sendiri. Berdasarkan dari banyak versi yang beredar di masyarakat luas, yang paling sering diceritakan adalah berikut ini. Konon cerita 14 Februari itu sangat erat hubungannya dengan kematian Santo (orang yang di anggap suci oleh orang-orang nasrani) Valentine dan Marius. Para Santo ini bersikeras menikahkan pasangan muda. Hal ini sangat di tentang oleh Raja Claudius II, karena Raja membutuhkan pemuda-pemuda yang gagah perkasa untuk memperkuat armada perangnya. Menurut Raja Claudius II pemuda yang sudah menikah dan berkeluarga memiliki orientasi yang sangat kecil dibandingkan dengan mereka yang masih lajang. Aktivitas kedua santo tersebut akhirnya di ketahui oleh sang Raja dan kemudian sang Raja pun marah, hingga akhirnya kedua Santo tersebut di jebloskan ke penjara sebelum akhirnya di hukum mati pada tanggal 14 Februari.
Tepatnya juga pada tanggal 14 Februari yang telah dinobatkan oleh sebagian orang sebagai hari kasih sayang adalah hari yang sangat di tunggu bukan hanya oleh kalangan remaja tapi para produsenpun juga menunggu akan datangnya hari ini. Karena pada hari ini para produsen bisa meraup keuntungan yang sangat berlipat-lipat. Coba tengok bila berjalan di toko-toko, di mal-mal, apa yang di jual?. Pastinya yang dijual adalah pernak-pernik yang berbau valentine dengan hiasan warna pink disana-sini mulai dari bunga, coklat, perhiasan dll. Tidak hanya itu dari hotel, salon kecantikan, atau industry hiburan, rumah makan dll juga ikut berisik pasang diskon disana-disini guna menarik konsumen di momen yang dianggap special oleh kalangan banyak orang.
Sebenarnya tanpa disadari ternyata pola tersebut telah dibentuk oleh para produsen agar meraup keuntungan yang lebih melimpah. Sebaiknya para remaja pun juga harus bijak dalam menyikapi momen Valentine Day, agar tidak terjebak pada jerat Kapitalisme. Selain itu juga perlu dipahami oleh kalangan remaja bahwa Valentine Day bukanlah ajang untuk menghalalkan seksualitas.
Berdasarkan dari data-data yang dimiliki oleh WCC Jombang (Pendampingan Perempuan Korban Kekerasan) dan juga berita-berita di Koran (Jawa Pos yang sering penulis baca), bahwa angka perkosaan, pelecehan seksual itu banyak sekali saat hari Valentine Days. Valentine Day telah mengalami banyak pergeseran tidak lagi menjadi penghormatan akan kematian dari santo valentine dan marius, tapi sudah bergeser pada hal-hal yang berbau free seks, materialis/kapitalis dan juga hedonis.
Sebenarnya banyak sekali cara untuk mengantisipasi gemerlapnya hari valentine ini, yaitu dengan cara mencoba memahami, merangkul, serta membimbing para remaja agar tidak sampai berlebihan dalam merayakan valentine. Tekankan juga pada remaja bahwa rasa kasih sayang itu bisa diberikan kapan saja, meluapkan kasih sayang pun tidak harus dengan melakukan hubungan seksual atau menyerahkan keperawanan pada pasangan, merayakan hari valentine pun juga tidak harus memberikan hadiah ynag mahal kepada pasangan, agar tidak semakin terjerat pada budaya kapitalis.
Jadi bisa di simpulkan bahwa tanggal 14 Februari adalah hari peringatan akan kematian dari Santo Valentine, bukan hari untuk meluapkan rasa suka cita atau hura-hura yang berlebihan.

0 komentar:

Posting Komentar